Polda Metro Catat 23 Juta Kendaraan Padati Jalanan di Jakarta

Polda Metro Catat 23 Juta Kendaraan Padati Jalanan di Jakarta

Berita Utama | BuddyKu | Jum'at, 25 Agustus 2023 - 15:32
share

IDXChannel - Polda Metro Jaya mencatat, 23 juta kendaraan memadati jalanan Ibu Kota hingga pertengahan 2023. Jumlah itu pun diprediksi akan terus meningkat.

"Kalau dari data Samsat, di Polda Metro Jaya saat ini kurang lebih ada 23 juta ya, yang terdata," kata Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Doni Hermawan kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (25/8/2023).

Doni menjelaskan, dari data yang tercatat, jumlah kendaraan di Jakarta mengalami peningkatan sebesar 2 sampai dengan 3% setiap tahunnya.

"Ya kurang lebih ada 2-3% kenaikan tiap tahun," ujarnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, jumlah 23 juta kendaraan itu akan diprediksi mengalami peningkatan seiring dengan membaiknya ekonomi dan tingginya daya beli.

"Tergantung dari ekonomi di negara kita. Kalau semakin baik masyarakat daya beli nya tinggi itu menentukan," imbuhnya.

Sebelumnya, Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian LHK, Luckmi Purwandari, mengungkapkan bahwa transportasi, terutama sepeda motor, menjadi penyumbang terbesar pencemaran udara di Jakarta.

Berdasarkan data KLHK, lebih dari 24,5 juta sepeda motor masuk ke Jakarta pada tahun 2022. Sebagian besar kendaraan tersebut menggunakan bahan bakar fosil yang berkontribusi pada emisi.

"Kendaraan bermotor di Jakarta, terutama sepeda motor dengan bahan bakar fosil, mencapai 24.500.000 pada tahun 2022. Dari jumlah tersebut, sebanyak 78 persen adalah sepeda motor. Pertumbuhan sepeda motor ini sekitar 1 juta lebih setiap tahunnya," ujar Luckmi dalam diskusi Polemik Trijaya FM: "Solusi Polusi Jakarta", Selasa (15/8/2023).

Luckmi menjelaskan, sepeda motor dan aktivitas industri merupakan dua faktor utama penyumbang polusi udara di Jakarta yang dapat diatasi. Meskipun demikian, ia menegaskan buruknya kualitas udara juga dipengaruhi oleh faktor alami seperti musim, arah angin, dan topografi kota.

Selama beberapa tahun terakhir, musim kemarau pada bulan Juni hingga Agustus memiliki pengaruh besar terhadap kualitas udara di Jakarta. Pada periode ini, angin muson timur yang mengarah dari timur ke barat membawa potensi pencemaran udara yang lebih tinggi dari biasanya.

"Dalam data kami, setiap bulan Juni, Juli, Agustus, yang merupakan musim kemarau, angin muson timur bertiup dari timur ke barat. Pada periode ini, terdapat potensi penurunan kualitas udara yang signifikan dibandingkan dengan kondisi normal," tambah Luckmi.

(YNA)

Topik Menarik