Sejarah Wukuf di Arafah

Sejarah Wukuf di Arafah

Berita Utama | BuddyKu | Selasa, 27 Juni 2023 - 08:00
share

AKURAT.CO Wukuf di Arafah adalah salah satu rukun utama dalam ibadah haji yang dilakukan oleh umat Muslim. Wukuf di Arafah terjadi pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu pada hari-hari haji, di dataran Arafah yang terletak sekitar 20 kilometer sebelah timur Mekkah.

Sejarah Wukuf di Arafah berakar pada zaman Nabi Ibrahim (Abraham) AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Menurut tradisi Islam, Nabi Ibrahim diminta oleh Allah SWT untuk mengurbankan putranya, Ismail, sebagai tanda kesetiaan dan ketaatan kepada-Nya. Ketika keduanya berada di Mina, syaitan mencoba menggoda Nabi Ibrahim untuk tidak melaksanakan perintah Allah, tetapi Nabi Ibrahim melemparkan batu pada syaitan untuk mengusirnya.

Setelah itu, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menerima wahyu dari Allah untuk membangun Ka\'bah di Mekkah. Mereka berdua bekerja sama membangun Ka\'bah sebagai tempat ibadah kepada Allah. Setelah Ka\'bah selesai dibangun, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyebarkan undangan kepada umat manusia untuk datang dan melaksanakan ibadah haji di Baitullah.

Pada saat itu, Allah juga menetapkan bahwa dataran Arafah menjadi tempat utama untuk wukuf dalam ibadah haji. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail masing-masing melaksanakan wukuf di Arafah. Wukuf di Arafah menjadi bagian penting dari ritual haji, di mana para jamaah haji berhenti di Arafah dari tengah hari hingga matahari terbenam pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Wukuf di Arafah memiliki makna spiritual yang mendalam bagi umat Muslim. Pada saat itu, jamaah haji berdiri di dataran Arafah, berdoa, berzikir, memohon ampunan Allah, dan memperbanyak ibadah. Wukuf di Arafah menjadi momen dan kesempatan untuk mendapatkan pengampunan, pembaharuan, dan pemurnian diri. Moment ini juga dianggap sebagai saat di mana doa-doa dikabulkan oleh Allah.

Setelah wukuf di Arafah selesai, jamaah haji melanjutkan perjalanan mereka ke Muzdalifah, di mana mereka mengumpulkan kerikil untuk melontarkan jumrah pada hari-hari berikutnya di Mina. Setelah itu, mereka kembali ke Mina untuk melontarkan jumrah dan melaksanakan ibadah-ibadah lainnya dalam rangka menyelesaikan ibadah haji.

Wukuf di Arafah merupakan salah satu momen yang paling krusial dalam ibadah haji. Selain itu, wukuf di Arafah juga memiliki nilai-nilai sosial, seperti memperkuat persaudaraan sesama Muslim, mengingatkan umat akan hari kiamat, dan memperkuat ikatan spiritual antara hamba dan Allah SWT.

Selama wukuf di Arafah, terdapat beberapa hal yang dianjurkan untuk dilakukan oleh jamaah haji. Berikut adalah beberapa anjuran yang biasa dilakukan saat wukuf di Arafah:

Berada di dataran Arafah: Jamaah haji diharapkan berada di dataran Arafah mulai dari tengah hari tanggal 9 Dzulhijjah hingga matahari terbenam. Ini adalah waktu yang ditetapkan untuk wukuf di Arafah.

Berdiri di tempat yang luas: Jamaah haji sebaiknya mencari tempat yang luas untuk berdiri di dataran Arafah. Ini memungkinkan mereka untuk melakukan ibadah dengan nyaman dan mendapatkan manfaat spiritual maksimal.

Berdoa dan berzikir: Selama wukuf, disarankan untuk banyak berdoa kepada Allah SWT dan berzikir. Jamaah haji dapat menggunakan waktu ini untuk memohon ampunan, memperbanyak dzikir, membaca Al-Quran, serta memperbanyak tasbih, tahmid, dan takbir.

Memperbanyak istighfar: Istighfar adalah memohon ampunan Allah atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Wukuf di Arafah adalah waktu yang baik untuk memperbanyak istighfar dan memohon pengampunan dari Allah SWT.

Menghadap Ka\'bah: Jamaah haji disarankan untuk menghadap Ka\'bah ketika berdoa dan berzikir. Meskipun dataran Arafah luas, menghadap Ka\'bah menunjukkan ketaatan dan penghormatan kepada Allah SWT.

Membaca doa khusus: Selama wukuf di Arafah, ada beberapa doa yang dianjurkan untuk dibaca, seperti doa Nabi Muhammad SAW, doa Nabi Ibrahim AS, doa taubat, doa ampunan, dan doa permohonan lainnya. Jamaah haji dapat merujuk pada sumber-sumber yang terpercaya untuk mendapatkan doa-doa tersebut.

Menjaga kesabaran dan ketenangan: Wukuf di Arafah bisa menjadi momen yang melelahkan dan penuh tantangan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesabaran, ketenangan, dan menghindari pertengkaran atau konflik dengan sesama jamaah haji. Wukuf di Arafah adalah waktu untuk fokus pada ibadah dan introspeksi diri.

Memperbanyak doa pribadi: Selain doa-doa yang diajarkan, jamaah haji juga dianjurkan untuk memperbanyak doa pribadi mereka. Momen wukuf di Arafah dianggap sebagai waktu yang mustajab untuk memohon kepada Allah SWT, memperbaiki diri, dan mengungkapkan kebutuhan dan harapan pribadi.

Membantu sesama: Selama wukuf di Arafah, jamaah haji juga dapat membantu sesama dengan memberikan bantuan atau nasihat kepada mereka yang membutuhkan. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan sikap empati, kepedulian, dan kasih sayang kepada sesama manusia.[]

Topik Menarik