Terkuak Alasan Pasien Kanker Lebih Senang Berobat ke Luar Negeri, Singapura Terbanyak
JAKARTA, celebrities.i d - Pasien kanker di Indonesia tercatat lebih senang berobat ke luar negeri. Padahal alat kesehatan dan kualitas tenaga medis di Indonesia tidak kalah dengan luar negeri. Singapura menjadi negara tujuan paling favorit.
Berdasarkan data Globokan 2020, ada 396.914 kasus kanker terbaru di Indonesia. Berdasarkan Riskesdas 2018 jumlah kasus kanker baru dan lama sebanyak 1.017.290.
Ketua Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN) Dr dr TB Djumhana Atmakusuma SpPD-KHOM menjelaskan alasannya. Bukan hanya kenyamanan, tetapi juga fasilitas.
Alasan pasien kanker berobat ke luar negeri
1. Kenyamanan Fasilitas
Kenyamanan Fasilitas secara umum menjadi penilaian dasar setiap pasien untuk penyakit apapun, juga adanya akses pengobatan yang mudah jadi penentunya, seperti tidak terlalu panjang antreannya.
"Alasan di Singapura kan tidak ada sumber pasien (dalam negeri) lagi, karena itu jadi mereka memberikan servis pelayanan paling baik untuk turis. Jadi berbondong-bondong melayani, karena etosnya etos kerja melayani," kata dr Djumhana.
2. Izin Obat Kanker
Lebih lanjut, dr Djumhana menjelaskan kalau izin obat di Indonesia terbilang belum begitu banyak untuk obat pada pasien dengan stadium awal. Obat di Singapura ataupun Malaysia banyak opsinya, padahal obatnya juga tersedia di Indonesia.
"Maka kita tidak bisa memberikan ke pasien karena masih bersifat off label, sehingga pasien berbondong-bondong ke Singapura atau Malaysia. Untuk mencarikan di sana, lebih cepat disetujui," katanya.
Kabar baiknya, kini sudah ada obat baru jadi harapan baru penderita kanker. Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM) telah menyetujui Abemaciclib untuk terapi pasien dengan HR+ HER2- kanker payudara stadium awal dengan resiko tinggi.
Dengan terapi ini, diharapkan kekambuhan dari sel kanker akan lebih kecil kalau pun kambuh, bisa dalam hitungan tahun. Selain itu, dengan tambahan opsi terapi ini, pasien di Indonesia tidak perlu berobat ke luar negeri, maka dokter sekarang boleh meresepkan obat ini untuk penyandang kanker stadium awal dengan HR+ HER2-.
"Di Indonesia saja pengobatan sudah bisa. Tidak usah ke luar negeri. Selama ini tidak ada obat yang untuk HR+ HER2-. Selama ini obatnya hormonal terapi atau pada keadaan tertentu kemoterapi, ucap dr Djumhana.


