NASA Temukan Sumber Angin Matahari, Menyembur Keluar dari Lubang di Korona
JAKARTA, iNews.id - Misi NASA menyentuh Matahari dengan Parker Solar Probe telah mengungkapkan sesuatu yang menarik. Probe menemukan sumber misterius angin Matahari.
Menurut pernyataan dari University of California, Berkeley, Parker Solar Probe baru-baru ini terbang menuju angin Matahari yang kencang dan menemukan sumber misteriusnya. Pada akhir 2021l, Parker Solar Probe NASA menyentuh Matahari untuk pertama kali.
Probe bergerak lebih dekat ke pusat Tata Surya dibanding pesawat luar angkasa manapun sebelumnya. Sekarang, dalam kejutan pertama lainnya, wahana itu mengikuti angin Matahari ke sumbernya, mengetahui hembusan angin menyembur keluar dari permukaan Matahari seperti semburan air.
Penelitian terbaru mencatat, angin menyembur keluar dari lubang di korona. Lubang koronal ini adalah tempat di mana garis medan magnet muncul dari permukaan Matahari tanpa berputar kembali ke dalam.
Lubang-lubang tersebut paling sering ditemukan di kutub Matahari selama periode tenangnya. Dengan demikian, angin Matahari berbahaya yang dihasilkan mereka biasanya tidak menghantam Bumi.
Namun, selama periode puncak aktivitas Matahari setiap 11 tahun, lubang dapat bergerak atau muncul di seluruh permukaan, melepaskan angin Matahari ke segala arah, sebagaimana dikutip dari BGR.
Meskipun dapat menghasilkan aurora yang indah di Bumi, mereka juga bisa merusak komunikasi radio dan menimbulkan risiko bagi pesawat luar angkasa di orbit. Jadi, mengetahui sumber angin Matahari ini penting untuk membantu memprediksi badai Matahari.
Para ilmuwan mungkin telah menemukan cara memprediksi semburan Matahari. Tapi, sekarang para ilmuwan juga telah menemukan sumber angin Matahari, prediksi semacam itu bisa lebih akurat, sehingga memberi manusia waktu untuk bersiap menghadapi pemadaman yang ditimbulkan oleh Matahari yang mendekat.
Penelitian lengkap tentang penemuan ini diterbitkan dalam jurnal Nature pada 7 Juni. Probe Matahari Parker bahkan dapat memberi tahu lebih banyak tentang fenomena ini di masa depan karena pesawat luar angkasa akan terus mempelajari Matahari dari sudut pandang yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan.