Ibnu Sina, Filsuf Islam Sekaligus Dokter Muda
JAKARTA - Ibnu Sina salah seorang filosof islam abad pertengahan yang sangat disegani oleh masyarakat. Ibnu Sina berhasil membangun sistem filsafat islam dengan sempurna dan terperinci. Kesukaannya terhadap ilmu filsafat sudah terlihat saat ia berusia 10 tahun. Ia mulai mempelajari filsafat, ilmu agama, astronomi, matematika, fisika dan lainnya.
Daya intelektualitasnya yang tinggi dan ingatannya yang kuat membuat Ibnu Sina mampu menyerap ilmu dengan baik. Bahkan pada usianya ke 16 tahun, ia telah berhasil menjadi dokter. Metode eksperimennya mampu memecahkan berbagai masalah pengobatan. Ia pergi mengabdikan diri ke desa-desa dan mengobati orang yang tidak mampu. Ia juga mengajari dan menjadi guru bagi anak-anak yang ada di desa tersebut.
Keahlian dan kecerdasannya dalam bidang kedokteran ini membuat Ibnu Sina dikenal oleh banyak orang. Sehingga pada tahun 997, penguasa Samaniyah, Nuh II memanggil Ibnu Sina untuk mengobati penyakitnya. Ibnu Sina pun berhasil mengobati penyakit Nuh. Sebagai imbalannya, Ibnu Sina diperbolehkan untuk membaca buku yang ada di perpustakaan Dinasti Samaniah.
Ibnu Sina telah melakukan penelitian besar yang membuat para dokter mengabadikan penemuannya tersebut. Penemuan tersebut antara lain adalah Ibnu Sina merupakan orang pertama yang menemukan cara pengobatan dengan menyuntikkan obat ke bawah kulit pasien.
Ibnu Sina membuat penemuan dari pipa udara yang terbuat dari emas dan perak. Hal ini digunakan kepada pasien yang sulit bernafas. Bahkan hingga saat ini metode tersebut masih dipakai oleh para dokter.
Semasa hidupnya Ibnu Sina tidak lepas dari belajar dan bekerja. Ia berhasil membuat banyak karya. Bahkan Ibnu Sina adalah penyusun ensiklopedia terbesar di abad pertengahan. Dalam buku Essai de Bibliografi Avicenna disebutkan bahwa Ibnu Sina telah membuat sebanyak 276 karya. Karyanya yang terkenal adalah Al-Shifa, yaitu buku filsafat yang terdiri dari empat bagian, logika, fisika, matematika dan metafisika.










