Kisah Kegagalan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 1958 karena Presiden Soekarno Tolak Main dengan Israel demi Hormati Palestina

Kisah Kegagalan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 1958 karena Presiden Soekarno Tolak Main dengan Israel demi Hormati Palestina

Berita Utama | BuddyKu | Rabu, 22 Maret 2023 - 08:00
share

KISAH kegagalan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 1958 karena Presiden Soekarno tolak main dengan Israel demi hormati Palestina akan dibahas Okezone . Sekitar 66 tahun lalu alias pada 1957, Timnas Indonesia lolos ke babak kedua kualifikasi Piala Dunia 1958 setelah lolos dari grup 1 babak pertama.

Kemudian, skuad Garuda -julukan Timnas Indonesia- kala itu ditempatkan satu grup dengan Israel, Sudan dan Mesir. Jika berhasil melewati tahap ini, Timnas Indonesia berpeluang besar melaju ke putaran final Piala Dunia 1958 yang digelar di Swedia.

Timnas Indonesia di Olimpiade 1956

Namun, Timnas Indonesia bertindak mengorbankan kesempatan emas itu karena memilih menolak melawan Israel. Itu karena tekad presiden pertama Indonesia, Presiden Soekarno, yang ingin menjaga hubungan baik dengan Palestina.

Dalam acara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Istora Senayan, Jakarta, Presiden Soekarno menyampaikan tekadnya bahwa Timnas Indonesia tidak akan pernah bermain sepakbola dengan Israel sampai Palestina merdeka. Dalam hal ini, Presiden Soekarno menyatakan Timnas Indonesia mundur.

Dengan mundurnya Timnas Indonesia, FIFA memutuskan Israel akan melaju ke babak play-off melawan Wales yang menyelesaikan babak kualifikasi zona Eropa di posisi kesembilan. Namun, Wales berhasil mengalahkan Israel dan melaju ke babak putaran final.

Dalam kasus ini, yang menarik adalah keputusan Presiden Soekarno yang telah membangkitkan rasa hormat dunia internasional terhadap Indonesia karena turut meningkatkan kesadaran masyarakat akan perjuangan kemerdekaan Palestina.

Saat ini, polemik hubungan Indonesia-Israel kembali menjadi isu hangat setelah beberapa pihak bersikeras agar Israel tidak diizinkan mengikuti Piala Dunia U-20 2023 yang akan dimulai pada 20 Mei di Bali. Di antara pihak yang angkat bicara adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang meminta pemerintah bersikap tegas dan tidak membuka pintu bagi Timnas Israel.

Sementara sikap Soekarno terhadap Israel sudah jelas. Dia menolak hubungan apa pun dengan Israel. Saat penyelenggaraan Asian Games 1962 di Jakarta, Soekarno kembali menolak keras keikutsertaan Israel , apalagi mengizinkan atlet dari \'negara ilegal\' itu menginjakkan kaki di tanah Indonesia.

Soekarno, selama masa jabatannya di Indonesia terlibat dalam setiap deklarasi anti-Israel di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan forum internasional lainnya. Dukungan Soekarno terhadap pembebasan Palestina diungkapkan secara konsisten termasuk dalam salah satu pidatonya pada tahun 1962.

Timnas Israel

Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada rakyat Palestina, maka selama itu pula bangsa Indonesia melawan penjajahan Israel, tegas Soekarno kala itu.

Dukungan Indonesia untuk Palestina tidak \'sepihak\'. Di sisi lain, kedua negara ini memiliki hubungan yang sangat istimewa. Setahun sebelum kemerdekaan Indonesia, pada 6 September 1944, Mufti Agung Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini secara terbuka mendukung perjuangan rakyat untuk merdeka.

Setelah kemerdekaan, Indonesia yang membutuhkan pengakuan sebagai negara berdaulat mendapat dukungan dari Mesir dan Palestina pada tahun 1947. Kemudian pada tanggal 14 Mei 1948, Indonesia menolak proklamasi negara Israel oleh David Ben-Gurion karena dianggap telah merebut tanah rakyat Palestina.

Israel beberapa kali mencoba menjalin kontak dengan Indonesia. Pada Januari 1950, Menteri Luar Negeri Israel Moshe Sharett mengirimkan pesan kepada Wakil Presiden Mohammad Hatta mengenai pengakuan penuh kedaulatan Indonesia oleh Israel, namun ia hanya membalasnya dengan ucapan terima kasih tanpa menawarkan hubungan diplomatik.

Selanjutnya, upaya Israel mengirimkan misi niat baik ke Indonesia ditolak. Segala upaya hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara juga tidak pernah mendapat tanggapan positif dari Soekarno.

Kemudian ketika menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika pada bulan April 1955 di Bandung, Indonesia bertindak menolak keikutsertaan Israel, sebaliknya Soekarno mengundang pejuang Palestina, Yasser Arafat untuk hadir.

Topik Menarik