Kisah Bos Nippon Paint, Orang Terkaya Ke-3 Singapura yang Hoki Berkat Cat Sisa Perang Dunia

Kisah Bos Nippon Paint, Orang Terkaya Ke-3 Singapura yang Hoki Berkat Cat Sisa Perang Dunia

Berita Utama | BuddyKu | Jum'at, 30 Desember 2022 - 14:21
share

IDXChannel Goh Cheng Liang merupakan seorang bos dari sebuah produk cat yang sangat terkenal, Nippon Paint. Kesuksesannya ini menjadi bukti kalau kesuksesan seseorang tidak bergantung kepada latar belakang keluarga yang kaya.

Ia terlahir dari keluarga miskin, bahkan ia hanya mengenyam pendidikan hanya sampai SD. Ia juga merupakan satu dari empat anak yang tinggal di rumahnya kala itu.

Sebagai anak laki-laki, ia mencoba membantu keluarganya dengan menjual jaring ikan dan bekerja di toko peralatan. Dari sinilah ia belajar tentang sebuah bisnis yang kemudian mengubah nasibnya tersebut.

Dilansir dari iNews.id (29/12) Pada 1949, ketika Inggris melelang sebuah surplus cat bekas sisa Perang Dunia II, ia membeli semua cat tersebut. Saat itu ia tidak memiliki uang untuk membelinya, hingga akhirnya ia membayar cat tersebut dengan sebuah nyanyian.

Dengan cat-cat yang ia beli dan modal buku bahan kimia, ia mencampur pelarut, pigmen dan bahan kimia untuk membuat cat mereknya sendiri, yang disebut dengan Pigeon.

Sampai pada 1950 bisnis cat miliknya ini mengalami peningkatan penjualan, karena saat terjadi perang Korea ada larangan ekspor.

Sampai akhirnya ia mengajukan diri untuk bekerja sama dengan Nippon Paint of Japan. Ia bahkan mengambil risiko dengan porsi saham 60-40 dalam sebuah anak usaha patungan Nipsea Management Group.

Berkat bisnis catnya ini, ia menjadi konglomerat cat yang memegang merk Nippon di Asia.

Diperkirakan omzet tahunannya bisa mencapai USD2,6 miliar, dan sudah dijual di 15 negara di luar Jepang.

Goh terus melebarkan sayapnya, ia mulai menggeluti bidang properti. Selama bertahun-tahun ia menginvestasikan sebagian dari keuntungannya di bisnis cat menjadi properti, dengan membangun pusat perbelanjaan, hotel, dan tempat tinggal.

Dikutip dari iNews.id (29/12) ia juga membawa perusahaan miliknya ke pasar saham, dan membentuk kerajaan swasta dengan rekan dan karyawan lamanya dibawah Yenom Industries, yang memilih properti seperti perumahan, lapangan golf, marina, hotel dan pembangunan di Teluk Harbour dan lainnya.

Pada 1999, ia menjual 59% saham di Liang Court seharga USD175 juta kepada Pidemco Land. Lalu dalam layanan elektronik, Omni Industries, dijual ke CelesticaCLS, sebuah perusahaan Kanada, senilai USD1 miliar pada 2001. Ia juga menjual Mt Elizabeth bersama dengan Crown Holdings di AS, dan membawa perusahaan itu terdaftar di Superior Multi-Packaging.

Pada awal tahun ini ia mengambil 30% saham di Nippon, yang terdaftar di Tokyo. Namun pada akhirnya hal tersebut dibatalkan karena ingin lebih mengembangkan bisnisnya Asia.

Berdasarkan data dari Forbes kekayaan miliknya bisa mencapai USD13,1 atau setara dengan Rp204,203 triliun. Ia merupakan orang terkaya ke-149 di dunia, dan ke-3 di Singapura. ( NKK )


Penulis: Mila Pertiwi

Topik Menarik