Beratnya Latihan dan Pendidikan Kopaska, Fase Pertama Diakhiri Minggu Neraka

Beratnya Latihan dan Pendidikan Kopaska, Fase Pertama Diakhiri Minggu Neraka

Berita Utama | BuddyKu | Rabu, 7 Desember 2022 - 06:15
share

PALANGKA RAYA, iNews.id - Komando Pasukan Katak (Kopaska) merupakan salah satu pasukan elite TNI Angkatan Laut (AL). Kopaska didirikan 31 Maret 1962 oleh Presiden Soekarno.

Saat itu Kopaska dibentuk untuk membantu pemerintah dalam menyelesaikan persoalan Irian Barat. Semboyan dari korps ini, Tan Hana Wighna Tan Sirna yang berarti Tak Ada Rintangan yang Tak Dapat Diatasi.

Misi-misi yang diemban Kopaska sangat berat dan berbahaya, sehingga wajar jika pendidikan dan pelatihan siswa Kopaskan sangat berat penuh tantangan. Siswa Pendidikan Komando Pasukan Katak (Dikkopaska) harus melalui berbagai tahapan pendidikan.

Dikutip dari laman TNI, tahapan tersebut, di antaranya tes ketahanan air, psikotes khusus, tes kesehatan khusus bawah air serta berbagai tes jasmani lainnya. Dikkopaska diawali dengan indoktrinasi dan gemblengan fisik luar biasa untuk mencapai keahlian khusus menyelam dan pertempuran bawah air.

Komando
Komando Pasukan Katak (Kopaska) . (Foto: TNI AL).

Fase latihan pertama selama 1,5 bulan diakhiri dengan Minggu Neraka (Hell Week) yang sangat menguras pikiran dan tenaga. Para siswa, dari golongan perwira, bintara maupun tamtama digojlok tanpa melihat pangkat sesuai standar pasukan khusus.

Mereka selalu dikejutkan dengan kegiatan tak terduga, seperti renang laut di tengah gelapnya malam, senam perahu karet serta dayung. Bahkan, para siswa kadang hanya tidur sebentar, 10 menit kemudian harus melakukan halang-rintang, push up dan pull up. Mereka juga dipukuli oleh para instruktur serta pelatih untuk menggembleng mental dan ujian lisan tentang teori yang telah diberikan.

Tujuan gemblengan tersebut untuk membuktikan setiap orang bisa berpikir 10 kali lipat dalam kondisi terdesak dan dalam tekanan fisik serta mental. Tantangannya, sebagai pasukan khusus yang bisa menyelesaikan misi dengan cepat, tuntas dan rapi, yaitu bagaimana caranya bisa berpikir secara sadar dan tidak gegabah.

Fase berikutnya, yaitu pembinaan kelas selama 2,5 bulan ditambah sebulan praktik. Teori yang didapatkan dari pembinaan ini, pengintaian pantai, demolisi dan sabotase.

Lokasi latihan fase ini di sekitar pantai Gresik atau pantai di daerah Pusat Latihan Tempur Marinir Karang Tekok, Situbondo, Jawa Timur. Meski bersifat pembinaan di ruang kelas, para siswa wajib lari dan berenang baik dalam kolam maupun laut.

Fase selanjutnya, yaitu materi pendidikan komando. Pada fase ini para calon anggota Pasukan Katak mendapatkan materi perang darat dan nonkonvensional pada beberapa sub materi meliputi, perang hutan, perang jarak dekat, navigasi, Sea and Jungle Survival, baca peta, pengenalan berbagai senjata api, daki serbu, mountaineering, Combat SAR, intelijen tempur serta beladiri tangan kosong. Pasukan Katak dalam setiap aksinya kadang beregu.

Selain itu, mereka juga terlatih secara individual untuk sabotase dan penyusupan karena misi tersebut tidak bisa dilakukan secara tim.

Materi komando pendidikan Kopaska dilaksanakan selama empat bulan dengan pemadatan dan penyesuaian materi sesuai keperluan Dikkopaska. Pada tahapan ini ada materi pelolosan dan kamp tawanan (Survival Evasion Resistance and Escape atau SERE) yang sangat menempa mental calon manusia katak ini.

Prajurit
Prajurit Kopaska TNI AL saat melumpuhkan pria bersenjata dalam simulasi penanganan pencegahan teror di KTT G20. (Foto : TNI.mil.id)

Tempaan mental yang dilakukan sangat keras, brutal dan tak kenal ampun. Calon siswa yang tertangkap akan disiksa dengan berat. Mereka yang tidak memiliki mental baja tidak akan tahan dengan siksaan tersebut.

Mereka yang dinyatakan lulus dari tahap komando, selanjutnya dikirim ke sekolah para untuk mempelajari dasar terjun payung militer. Pendidikan ini bisa ditempuh di Sekolah Para Korps Marinir, Gunung Sari, Surabaya atau bisa juga di Sekolah Para Pusdikpassus Batujajar, Bandung atau Sekolah Para TNI AU di Wing III/Paskhas Lanud Sulaiman, Margahayu, Bandung, Jawa Barat.

Selama di sekolah para, calon anggota Kopaska dilatih selama tiga pekan. Mereka akan mengikuti tiga tahapan pelatihan.

Pertama, latihan ground training (mengenal parasut, melipat dan memperbaiki, cara pendaratan yang benar dan latihan loncat dari menara 34 kaki). Kedua latihan meloncat dari menara 250 kaki. Ketiga selama sepekan mengikuti praktik melaksanakan tiga kali terjun tanpa perlengkapan, satu kali terjun siang dengan perlengkapan tempur serta satu kali terjun malam lengkap dengan perangkat tempur.

Selain itu, Pasukan Katak juga mendapat keahlian terjun laut dengan perlengkapan khusus dari pesawat dan helikopter atau dikenal water jump.

Tahapan berikutnya, siswa Pasukan Katak harus mampu melaksanakan sabotase, kontra sabotase serta intelijen tempur. Materi dengan konsep blue jeans soldier ini dilakukan selama dua bulan sebagai lanjutan materi serupa yang telah mereka terima pada tahap Komando.

Mereka harus bisa mendata, mencari tahu berapa komposisi jumlah musuh, kapan saat lengah, demografi, menggalang simpatisan dan waktu yang tepat untuk operasi penyerbuan/penyergapan secara senyap tanpa diketahui musuh.

Setelah melalui tahapan tadi, sampailah pada tahapan terakhir dari pendidikan Kopaska, yaitu pendidikan penghancuran bawah air sebagai Underwater Demolition Team (UDT).

Pada tahapan ini menjadi keahlian khusus dan ciri khas pasukan katak di seluruh dunia. Pada tahapan ini beragam teknik dipelajari, dari teknik menjinakkan ranjau, patroli pantai, renang rintis, penyelaman laut dalam dan selam dengan Scuba Close Circuit.

Relawan
Prajurit Kopaska saat terjun payung. (Foto: Istimewa) .

Kemudian, teknik sabotase kapal musuh menggunakan torpedo hidup serta penyerbuan dalam laut. Semuanya harus dikuasai para siswa karena pendidikan ini merupakan bagian akhir dari pendidikan madya brevet Paska. Pelatih mengadakan latihan berganda yang mencakup keseluruhan materi yang pernah diberikan.

Selesai mengikuti pendidikan Kopaska hampir satu tahun itu, selanjutnya digelar operasi amfibi khusus, demo UDT, infiltrasi, serbuan amfibi dan keahlian lain yang dimiliki pasukan katak di hadapan para petinggi TNI AL.

Usasi menyelsaikan semua tahapan, para anggota baru Pasukan Katak berhak menyandang baret merah Kopaska, Brevet Manusia Katak, Brevet Para Dasar, brevet menembak TNI AL, Brevet Selam TNI AL, Brevet Renang Selat hingga brevet-brevet lainnya.

Mereka selanjutnya akan ditempatkan di detasemen latih Komando Armada (Koarmada) I dan Koarmada II selama satu tahun. Selanjutnya, mereka bisa menempuh pendidikan spesialisasi (master/tingkat madya) di bidang masing-masing minimal setelah dua hingga tiga tahun bertugas di Kopaska.

Topik Menarik