Digaji Rp1,9 Miliar Setahun Untuk Makan Siang dan Baca Koran, Kok Bisa?

Digaji Rp1,9 Miliar Setahun Untuk Makan Siang dan Baca Koran, Kok Bisa?

Berita Utama | BuddyKu | Minggu, 4 Desember 2022 - 11:30
share

JAKARTA, iNewsPandeglang - Umumnya orang mengeluh karena mendapat terlalu banyak tugas yang harus dikerjakan, namun dibayar dengan gaji terlalu rendah.
Namun berbeda dengan kisah yang dialami seorang karyawan di Irlandia, menurut berita yang beredar pria tersebut protes lantaran merasa tidak melakukan pekerjaan apa pun namun tetap digaji dengan nilai mencapai USD128000 atau hampir setara dengan Rp1,9 miliar per tahun.

Dalam kesehariannya, pria bernama Dermot Alastair Mills itu datang ke kantor hanya untuk sekedar makan siang dan membaca koran sepanjang hari, lantaran tidak diberi tugas apapun. Akibatnya, Manager keuangan di perusahaan bernama Irish Rail ini merasa didiskriminasi.

"Saya beli dua koran dan sandwhich, lalu menuju meja kantor dan menyalakan komputer untuk melihat email. Namun tak ada email yang terkait dengan pekerjaan, tidak ada pesan, tidak ada komunikasi, tidak ada komunikasi kolega," kata Mills kepada Komisi Hubungan Tempat Kerja Irlandia (WRC), dikutip dari Oddity Central, Sabtu (3/12/2022).

Dermot mengeklaim kondisi ini ia rasakan setelah menjadi pelapor tentang akuntansi perusahaan pada 2014. Sampai akhirnya pelan-pelan secara bertahap ia dibebastugaskan dari hampir semua tugasnya, sampai saat ini akhirnya seperti menganggur di kantor karena hanya menghabiskan sebagian besar waktunya untuk makan siang dan membaca koran. Meski demikian, gaji rutinnya setiap bulan masih tetap diberikan oleh perusahaan.

"Kalau ada email yang butuh jawaban, saya jawab. Jika ada pekerjaan yang terkait dengannya, saya melakukan pekerjaan itu. Bahkan saya sampai bilang, saya akan merasa senang jika ada tugas pekerjaan yang harus dikerjakan, setidaknya satu kali dalam satu minggu," lanjutnya.

Sebagai manajer keuangan, Dermot sebelumnya bertanggung jawab atas anggaran modal senilai sekitar USD261 juta dari tahun 2000 hingga keruntuhan keuangan pada 2007. Sampai akhirnya ia dipromosikan pada 2010, tetapi kariernya mulai berantakan pada 2013 ketika dia diduga diintimidasi dan dipaksa mengambil cuti sakit selama tiga bulan.

Ia mengeklaim bahwa, ketika dirinya kembali bekerja ke kantor ia melihat ada masalah tertentu dengan debitur dan mengirimkan laporan kepada kepala eksekutif Rel Irlandia pada Maret 2014, sebelum membuat pelaporan kepadsa Menteri Transportasi. Sejak itu, tanggung jawabnya di perusahaan telah dipotong, begitu pula portofolio anggarannya.

Kepada sang kuasa hukum, Dermot merasa dengan ia tetap digaji padahal tidak diberi tanggung jawab pekerjaan apa pun di kantor, dirinya merasa dikucilkan dan tak pernah dilibatkan untuk rapat perusahaan atau pun kesempatan mendapatkan pelatihan.

Topik Menarik