Manuver Toyota Investasi Kendaraan Listrik di Indonesia, Akankah Jadi Raja?

Manuver Toyota Investasi Kendaraan Listrik di Indonesia, Akankah Jadi Raja?

Berita Utama | BuddyKu | Jum'at, 2 Desember 2022 - 07:09
share

JAKARTA - Pabrikan otomotif asal Jepang, Toyota, agresif meluncurkan kendaraan berbasis listrik ( electric vehicle ) di Indonesia pada penghujung tahun 2022. Dalam satu bulan saja, Toyota lewat PT Astra Toyota Motor telah memasarkan dua produk mobilnya di Tanah Air.

Pada 10 November 2022, Toyota meluncurkan mobil listrik pertamanya bZ4X dengan harga mulai Rp1,1 miliar. Berselang dua pekan saja, mereka menggemparkan industri otomotif dengan melepas mobil hybrid Toyota Kijang Innova Zenix. Mobil ini dipasarkan dalam dua tipe yakni hybrid dan bensin dengan harga mulai Rp400 juta hingga Rp600 juta.

Dalam acara peluncuran Innova Zenix, Vice President PT TAM Henry Tanoto menegaskan kendaraan ini menjadi mobil hybrid pertama produksi pabrikan dalam negeri PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

Henry juga menjelaskan Innova Zenix merupakan inovasi crossover dengan menyematkan sistem hybrid teranyar dari Toyota.

Harapannya tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat, namun juga dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam menekan angka emisi karbon, ujarnya.

Bukan hanya pengembangan dari brand asli Indonesia, Innova, mobil hibrida ini juga menggunakan komponen dalam negeri sebesar 65%. Direktur Corporate Affairs TMMIN Bob Azam menuturkan komponen Innova Zenix diproduksi secara lokal termasuk baterainya meskipun belum sepenuhnya.

Produksi baterai Kijang Innova Zenix oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat.

Produksi Innova Zenix juga menelan investasi Rp4,2 triliun dan sudah menyerap 1.000 tenaga kerja baru. TMMIN mengatakan mobil ini dibidani 120 insinyur lokal yang dibekali beragam keahlian.

Bukan hanya diproduksi dan dipasarkan di Indonesia, Innova Zenix juga akan diekspor ke luar negeri. Toyota membidik 50 negara tujuan ekspor, termasuk Asia hingga ke Afrika. Saat ini, kapasitas produksi TMMIN mencapai 5.000-6.000 unit per bulan.

Sementara, untuk pasokan mobil listrik Toyota bZ4X, Indonesia dan Thailand menjadi dua negara ASEAN pertama yang mendapat kesempatan. Di Thailand, permintaan mobil listrik ini sangat tinggi hingga mencapai seribu unit per jam sejak inden dibuka pada 9 November.

Pemesanan Toyota bZ4X di Thailand sempat ditutup karena telah melebihi kuota. Padahal, harga jual Toyota bZ4X di sana mencapai 1,863 juta baht atau setara Rp810 juta. Angka itu setelah dikurangi subsidi dari pemerintah sebesar 150.000 baht untuk kendaraan listrik dengan ukuran baterai lebih dari 30kWh. Sedangkan di Indonesia, harga Toyota bZ4X lebih mahal yakni menyentuh Rp1,19 miliar on-the-road Jakarta.

Di Indonesia, Toyota bZ4X dibanderol lebih murah dibandingkan dengan saingannya yakni Lexus UX e300 yang dipasarkan mulai Rp1,2 miliar. Pihak Toyota menyatakan segmen pasar bZ4X memang berada di bawah mobil premium tersebut. Sementara, harga Innova Zenix cukup bersaing dengan produk besutan Suzuki yakni Ertiga Smart Hybrid seharga mulai Rp300 juta.

Penyerahan Toyota BZ4X untuk mendukung Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.

Investasi Lima Tahun

Banyak pihak yang meyakini industri otomotif Indonesia ke depan akan semakin bersinar. Hal ini juga sejalan dengan pertumbuhan sektor kendaraan listrik di Tanah Air yang telah mendapat beragam dukungan dari pemerintah.

Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pertumbuhan industri otomotif berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional.

Di tinggal regional, Indonesia merupakan pasar kendaraan bermotor terbesar di Asia Tenggara. Car ratio atau rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih relatif rendah, yaitu sebesar 99 mobil per 1.000 penduduk.

Hal ini menandakan industri otomotif berpotensi besar untuk tumbuh ke depannya, kata Airlangga saat menghadiri seremoni produksi lokal Kijang Innova Zenix.

Di sisi lain, penjualan mobil listrik sebetulnya masih tergolong rendah dibandingkan dengan penjualan kendaraan roda empat secara nasional. Namun demikian, angkanya terus meningkat dalam tiga tahun belakangan.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, pada 2019 penjualan kendaraan berbasis baterai hibrida (PHEV), listrik hibrida (HEV), dan baterai (BEV) secara total mencapai 812 unit. Kemudian, pada 2020 naik menjadi 1.324 unit, dan kembali meningkat pada 2021 jadi 3.205 unit.

Melihat prospek tersebut, sebagai salah satu pemain industri mobil terbesar di Indonesia, Toyota Group sudah menyiapkan investasi sebesar US$2 miliar atau setara Rp28,3 triliun dalam pengembangan kendaraan listrik selama lima tahun ke depan.

Henry Tanoto mengungkapkan investasi Toyota Group tersebut untuk mendukung perekonomian dalam negeri. Sebab, sektor otomotif bakal memberikan kontribusi besar ke perekonomian nasional.

Sebelumnya, Toyota menyatakan akan menambah kapasitas produksi mobil di dalam negeri menjadi 250.000 unit per tahun dan 411.000 unit mesin per tahun. Selain itu, Toyota juga dikatakan berkomitmen menambah 20 negara tujuan ekspor baru, hingga totalnya menjadi 100 negara pada 2024. Ini sejalan dengan keinginan pemerintah menggarap pasar Australia yang sudah tidak punya lagi produsen otomotif.

Rajai Industri Kendaraan Listrik

Menarik ke belakang, pada September 2020, Asia Region CEO Toyota Motor Corporation Yoichi Miyazaki dalam pertemuan virtual bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan pihaknya punya rencana mengembangkan dan memproduksi 10 jenis kendaraan listrik di Indonesia hingga 2025.

Setidaknya, dalam 5 tahun ke depan, Toyota sudah menyiapkan 10 jenis kendaraan listrik bagi konsumen Indonesia, kata Miyazaki saat menemui Airlangga.

Miyazaki juga mengatakan Toyota mempersiapkan Indonesia sebagai pusat ekspor produk Toyota, tidak hanya untuk ASEAN tetapi juga negara lainnya.

Dalam kesempatan lain pada 2020, Bob Azam mengatakan Toyota akan mulai memproduksi mobil hybrid di Indonesia pada 2022.

Bob tidak menjelaskan brand mobil hybrid itu. Namun, dia mengungkap ada dua cara menghasilkan mobil hybrid buat Indonesia, yakni mendesain model hybrid baru atau membuat model yang sudah ada menjadi hybrid .

Keterangan Bob itu merujuk pada Innova Hybrid atau Fortuner Hybrid. Kedua produk ini menggunakan basis yang sama yaitu Innovative International Multipurpose Vehicle (IMV). Jadi jika pengembangan hybrid masuk dalam agenda sudah wajar bila melibatkan keduanya.

Selang dua tahun, hal itu terbukti dengan diluncurkannya Innova Zenix hybrid . Jika demikian, maka ucapan Toyota untuk memproduksi 10 mobil listrik di Indonesia juga bukan janji manis semata.

Saat ini saja, dengan investasi yang sangat besar, tidak heran jika Toyota tetap merajai produksi dan penjualan mobil di Tanah Air. Data Gaikindo melaporkan produksi mobil Toyota pada Oktober 2022 mencapai 58.993 unit atau berada di peringkat terbesar dibandingkan dengan pabrikan mobil lain.

Sementara, untuk mobil hybrid dan listrik, pabrikan lain baru meluncurkan 1-3 jenis saja. Data Gaikindo menyebut Hyundai baru memasarkan mobil Ioniq dan Kona, Suzuki dengan Ertiga, Lexus dengan UX300e, dan Mitsubishi dengan Outlander.

Jika benar Toyota bakal memproduksi 10 mobil listrik di dalam negeri, maka tidak salah untuk memberikan julukan Toyota sebagai Raja Mobil Listrik Indonesia?

Topik Menarik