Ratu Tisha, Sosok di Balik Kedatangan STY ke Indonesia

Ratu Tisha, Sosok di Balik Kedatangan STY ke Indonesia

Berita Utama | jawapos | Kamis, 29 September 2022 - 12:15
share

Keberhasilan tim nasional (timnas) Indonesia dua kali menggulung timnas Curacao yang menempati urutan ke-84 ranking FIFA tak hanya makin melambungkan sosok Shin Tae-yong sebagai peracik strategi yang paten. Nama mantan Sekjen PSSI Ratu Tisha juga ikut ramai jadi perbincangan.

M. ALI MAHRUS , Surabaya

BERBAGAI ucapan terima kasih kepada Ratu Tisha disampaikan melalui media sosial. Mereka menilai tanpa andil mantan Sekjen PSSI itu, tidak mungkin Shin Tae-yong (STY) mau melatih timnas Indonesia yang saat ini performanya makin kemilau.

Di level senior, STY berhasil membawa skuad Garuda lolos ke Piala Asia 2023. Kali terakhir Indonesia berlaga di Piala Asia adalah pada 2007. Setelah itu, pada 18 September lalu, giliran timnas U-20 yang dibawanya melaju ke putaran final Piala Asia U-20 2023 di Uzbekistan setelah pada babak penentuan mengalahkan Vietnam 3-2 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.

Terbaru, pelatih asal Korea Selatan itu mencatatkan sejarah manis dengan dua kali membawa timnas Indonesia (peringkat ke-155 FIFA) mengalahkan Curacao (peringkat ke-84) dalam FIFA Matchday yang dilangsungkan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung (24/9), dan Stadion Pakansari, Bogor (27/9).

Terkait mendatangkan coach Shin, saat itu saya hanya menjalankan tugas sebaik mungkin sebagai Sekjen PSSI. Tentu semua dengan arahan Ketua Umum PSSI Pak Mochamad Iriawan dan para exco, ujar Ratu Tisha mengawali pembicaraan dengan Jawa Pos kemarin (28/9).

Semua bermula dari keinginan bersama untuk meningkatkan kualitas timnas Merah Putih yang selama ini sulit bersaing. Lalu diputuskanlah untuk mendatangkan pelatih level dunia. Kita maunya mendapatkan sosok pelatih yang bisa jadi inspirasi bagi pelatih-pelatih kita. Sosok yang tidak hanya jadi juru latih saja. Tapi bisa jadi inspirator, ngasih sudut pandang lain kepada pelatih-pelatih kita. Makanya, kami ingin pelatih timnas kita adalah pelatih yang sudah berlaga di Piala Dunia, terang lulusan program FIFA Master itu.

Dengan SDM yang ada, lanjut Tisha, Indonesia butuh figur pendobrak dari sisi teknis. Harus ada sosok yang keras. Sebab, soal skill, kualitas pemain-pemain Indonesia sudah tidak bisa diragukan lagi.

Dan, di Piala Dunia 2018 Rusia, di mana Tisha juga hadir di agenda kongres FIFA, scouting dilakukan secara langsung. Dari situ sosok Shin Tae-yong yang sebelumnya sudah masuk pengamatan makin mencuri perhatiannya. Di Rusia, STY dan pasukannya, timnas Korea Selatan, membuat kejutan dengan memulangkan juara bertahan Jerman dengan skor 2-0 di laga penentuan.

Setelah Piala Dunia 2018, atas arahan dari ketua umum PSSI juga exco, Tisha kian getol melakukan pendekatan terhadap STY. Dibantu para koleganya di luar negeri yang punya lini dengan eks pelatih timnas Korsel U-17, U-20, dan U-23 itu. Dimulai dengan kenalan dulu. Saya coba berteman dulu dengan dia. Itu yang pertama. Dibantu beberapa teman, kebetulan saya dekat dengan pengurus federasi Korsel juga, paparnya.

Setelah kenal, komunikasi dilakukan semakin intensif. Baik by phone maupun ketemu langsung. Membahas sepak bola Indonesia. Saya bilang ke dia kalau Indonesia butuh sosok yang bisa membangkitkan potensi anak-anak kita, ungkap komisaris independen PT Electronic City Indonesia Tbk itu.

Dengan dukungan ketua umum PSSI dan segenap exco, kepada STY, Tisha mengaku mengungkapkan semua kekurangan persepakbolaan Indonesia. Dari A sampai Z. Mengakui segala kekalahan dan kekurangan yang ada dan apa saja yang harus diperbaiki. Saya buka semua kekurangan di semua level tanpa mendiskreditkan siapa pun. Dan coach Shin malah senang saya menjelaskan itu semua, ungkapnya. Jadi, kami datang tidak offering (menawarkan), tapi minta tolong. Dan coach Shin tertantang setelah mendengar semua yang saya sampaikan, lanjutnya.

Perempuan yang saat ini menjabat wakil presiden AFF (Federasi Sepak Bola ASEAN) itu mengungkapkan, STY punya kesamaan dengan visi yang diusung PSSI. Bahwa prinsip dalam sepak bola itu ada tiga hal. Yaitu performance untuk menangan, sistem youth development yang bagus, dan administrasi yang baik. Kami bisa berjam-jam kalau ngobrol soal sepak bola, bebernya.

Tisha menambahkan, intinya adalah transparansi. Dia juga mengaku salut karena dalam beberapa kesempatan pembicaraan, STY terlihat benar-benar punya visi dan misi jelas. Tahu apa yang ingin dilakukan dan dicapai dalam hidupnya. Punya mental juara. Kita menuju ke sana. Kita punya road map -nya papar Tisha.

Kesamaan visi itulah yang membuat STY memilih menerima tawaran PSSI untuk menukangi skuad Indonesia dan mengesampingkan tawaran fantastis dari klub kaya raya Tiongkok Shenzhen FC. Juara Liga Super Tiongkok edisi 2004 tersebut saat itu memberikan penawaran kontrak senilai USD 3 juta atau sekitar Rp 43,1 miliar untuk durasi setahun. Di Indonesia gaji per tahun STY kabarnya berkisar Rp 14 miliar. Shin Tae-yong diperkenalkan sebagai pelatih baru timnas Indonesia di Stadion Pakansari, Cibinong, pada 28 Desember 2019. Dia dikontrak dengan durasi empat tahun.

Di mata Tisha, STY yang kini jadi sahabatnya itu merupakan sosok yang tidak pernah berpuas diri. Berkarakter keras dan disiplin. Straight forward dan tidak neko-neko.

TANTANGAN MENANTI: Shin Tae-yong (dua dari kanan) diperkenalkan di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, kemarin. Turut hadir tiga petinggi PSSI, yaitu Ketua Umum M. Iriawan (dua dari kiri), Sekjen Ratu Tisha, dan Wakil Ketua Umum Iwan Budianto. (Chandra Satwika/Jawa Pos)

Di sela menghadapi FIFA Matchday melawan Curacao, Shin Tae-yong mengakui peran Ratu Tisha sehingga dirinya menjadi pelatih Indonesia. Memang dia salah satu yang berperan sangat positif bagi saya. Tetapi, di sisi lain, ada peran ketua umum PSSI. Saya akan berkembang dan berusaha memajukan timnas Indonesia, ujar pelatih yang rencananya ditawari perpanjangan kontrak selama empat tahun tersebut.

Ratu Tisha memang sosok kaum hawa yang tak bisa lepas dari sepak bola. Perempuan yang juga berperan penting atas ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan itu baru-baru ini juga dipercaya sebagai konseptor akademi sepak bola Papua Football Academy (PFA).

Akhir Agustus lalu akademi yang didanai PT Freeport Indonesia tersebut diresmikan Presiden Joko Widodo di Stadion Utama Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura. Sebagai insan olahraga, saya bangga dapat membantu program tersebut melalui konsep dan pemikiran untuk sepak bola Indonesia, ujarnya.

Saat ini PFA memiliki 30 siswa yang sebelumnya melewati tahap seleksi superketat. Mereka berkesempatan mengikuti program pelatihan selama dua tahun dan mendapatkan beasiswa penuh untuk berlatih sepak bola.

Anak-anak berbakat tidak hanya mendapatkan ilmu sepak bola. Mereka juga mendapatkan pendidikan formal. Termasuk pendidikan untuk membentuk karakter yang nantinya mendorong mereka menjadi percaya diri, kompetitif, dan sportif dalam bermain sepak bola, katanya.

Topik Menarik