Meski Banyak Disorot, Pakar Nilai Jokowi Masih Disukai Banyak Masyarakat
JAKARTA, iNewsBandungRaya.id - Kepemimpinan Presiden Jokowi terus menjadi sorotan menjelang akhir masa jabatannya. Salah satunya terkait keputusan Jokowi yang berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga 19 Oktober 2024 atau sehari sebelum pelantikan presiden terpilih.
Bukan hanya itu, masalah keluarga Jokowi pun turut menjadi sorotan. Salah satu yang menonjol adalah perjalanan putra sulungnya, yakni Kaesang Pangarep bersama istri ke Amerika Serikat (AS) menggunakan jet pribadi.
Merespons fenomena 'Agak Laen' ini, Pakar Hukum Tata Negara, Andi Asrun menilai, hal tersebut hanya sebatas gosip yang tidak memiliki nilai hukum.
"Jadi kalau gosip itu selalu digoreng, digoyang sana, digoyang sini. Tetapi sebagai orang yang belajar hukum, saya lihat ga punya nilai apa-apa itu, bukan nilai pembuktian," ucap Andi saat hadir dalam dalam program Rakyat Bersuara di iNews, Selasa (17/9/2024).
Menurutnya, jika memang terdapat bukti yang kuat jika fenomena tersebut melanggar hukum, maka hal itu akan menjadi sebuah perkara.
"Kalau memang toh menjadi bukti yang kuat, dia menjadi perkara hukum. Misalnya saya pakai celana pendek, ga boleh pakai celana pendek di depan umum itu gosip," katanya.
Meski banyak pemberitaan negatif yang mengarah kepada Jokowi dan keluarga, Andi memandang bahwa masyarakat Indonesia masih suka dengan sosok Jokowi.
"Jadi saya kira gosip digoyang sana sini tapi itu hanya berapa persen dari Indonesia. Secara umum masih suka dengan Pak Jokowi, itu fakta. Yang goreng-goreng ini berapa persen sih? Mungkin ga ada 1 persen dari penduduk Indonesia," katanya.
Andi juga menilai, jika fenomena tersebut belum berubah menjadi perkara hukum, maka itu hanya sebuah gosip belaka.
"Jadi saya lihat intinya selagi gosip terus menerus yang belum naik menjadi suatu bukti perkara ya gosip-gosip gitu aja, berlalu aja," ungkapnya.
Selain murahan, kata Andi, gosip tersebut juga hanya sebatas untuk menghibur masyarakat saja.
"Saya kira gosip-gosip semacam ini gosip-gosip yang tidak punya nilai. Bukan juga murahan, hanya untuk bikin hiburan saja, kemudian disebar, orang tertawa," imbuhnya.
Oleh karena itu, Andi pun meminta masyarakat untuk tidak menyebar luaskan gosip-gosip yang tidak memiliki nilai hukum yang jelas.
"Saya kira kalau gosip itu mungkin kita buang aja ya, baca terus buang jadi jangan disebar lagi kepada yang lain. Kalau disebar berarti kita melebarkan gosip," tandasnya.