Sosialisasikan Penambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi, Petrokimia Gresik Blusukan ke Kios Pupuk

Sosialisasikan Penambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi, Petrokimia Gresik Blusukan ke Kios Pupuk

Ekonomi | gresik.inews.id | Kamis, 16 Mei 2024 - 22:30
share

iNewsGresik.id - Petrokimia Gresik melakukan blusukan ke kios-kios dan distributor hingga pulau terluar Indonesia yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Aksi belusukan yang digelar selama 6 hari (10-15/5 2024) dilakukan untuk mensosialisasikan penambahan alokasi pupuk bersubsidi tahun 2024 dari 4,7 juta menjadi 9,55 juta ton.

Direktur Keuangan dan Umum Petrokimia Gresik, Robby Setiabudi Madjid, mengatakan NTT mendapatkan tambahan alokasi Urea dari 36.408 ton menjadi 62.228 ton. 

Penambahakn juga terjadi di alokasi NPK dari 32.858 ton menjadi 70.244 ton. Sedangkan, NPK Kakao yang semula mendapatkan alokasi sebanyak 95 ton bertambah menjadi 659 ton. 

"Sosialisasi ini kami lakukan agar penambahan untuk mendorong produktivitas pertanian di NTT dan ketahanan pangan baik lokal maupun nasional," ujarnya, Kamis (15/5/2024).

Robby Setiabudi menambahkan Petrokimia Gresik telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi yang cukup di gudang-gudang lini II (provinsi) maupun lini III (kabupaten/kota) di NTT. 

Stok pupuk bersubsidi yang disiapkan di NTT, hingga tanggal 14 Mei 2024 sebanyak 20.557. Rinciannya, stok Urea bersubsidi sebanyak 12.827 ton atau sekitar 352 persen dari stok minimal yang dipersyaratkan Pemerintah, yaitu 2.324 ton. Kemudian persediaan stok NPK sebanyak 7.730 ton atau 298 persen dari ketentuan minimum sebesar 2.594 ton. 

"Kami berharap, petani dapat mengoptimalkan penambahan alokasi pupuk bersubsidi yang disediakan," jelasnya

Masih kata Robby Setyobudi stok tersebut aman untuk memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi petani selama 14 hari kedepan. "Kami akan terus memastikan ketersediaan pupuk terjaga sehingga penambahan alokasi yang telah dilakukan pemerintah benar-benar memberikan dampak positif," tegasnya. 

Menurut Robby Setyobudi, penyerapan pupuk bersubsidi di NTT saat ini perlu dioptimalkan. "Realisasi penyaluran Urea di NTT hingga Mei 2024 ini baru di angka 17 persen dari alokasi atau 10.378 ton, kemudian NPK juga masih 14 persen atau 9.828 ton," jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Robby, petani mendapatkan kemudahan penebusan pupuk bersubsidi hanya menggunakan KTP. Namun, pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi semakin diperketat. 

"Untuk bisa mendapatkan pupuk bersubsidi sesuai Permentan Nomor 01 Tahun 2024, maka petani harus tergabung dalam Kelompok Tani dan terdaftar dalam elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK)," tandasnya. 

Pupuk bersubsidi tersebut untuk petani yang melakukan usaha tani subsektor tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai, serta subsektor tanaman hortikultura seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih, dan subsektor perkebunan seperti tebu rakyat, kakao, dan kopi.

Dari jenis-jenis usaha tani tersebut, ditetapkan kriteria luas lahan yang diusahakan maksimal 2 hektare, termasuk di dalamnya petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pada aturan baru ini, e-RDKK dapat dievaluasi 4 (empat) bulan sekali pada tahun berjalan. Dengan kata lain, petani yang belum mendapatkan alokasi bisa menginput pada proses pendaftaran pada proses evaluasi di tahun berjalan.

Selain blusukan ke kios dan distributor, Petrokimia Gresik juga bertemu dengan tokoh pangan di NTT dan para petani langsung di lapangan. Kegiatan ini untuk menjaring aspirasi dalam upaya meningkatkan layanan penyaluran pupuk bersubsidi di NTT.

"Harapannya, penambahan alokasi pupuk bersubsidi dan kemudahan penebusan yang diberikan oleh Pemerintah benar-benar memberikan dampak besar bagi produktivitas pertanian, khususnya di NTT," pungkasnya.

Topik Menarik